Sariagri – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Nilai Tukar Rupiah Rabu (15/12) pagi, melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi Rp14.332 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.325 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ariston Tjendra, memperkirakan nilai tukar rupiah mungkin masih berpeluang tertekan. “Hari ini karena kenaikan data inflasi produsen AS bulan November yang dirilis semalam,” katanya.
Ariston mengungkapkan data menunjukkan angka kenaikan 9,6 persen year on year. Data tersebut semakin menguatkan persoalan kenaikan inflasi AS yang di luar kewajaran. “Target inflasi Bank Sentral AS hanya 2 persen. Ini akan menjadi bahan pertimbangan Bank Sentral AS untuk mempercepat pengetatan moneter. Dinihari nanti Bank Sentral AS akan merilis keputusannya,” ujarnya.
Baca Juga: nilai tukar rupiah Nilai Tukar Rupiah Ditutup Naik Tipis, nilai tukar rupiah Efek Program PEN DilanjutkanNilai Tukar Rupiah Hari Ini Antisipasi Kasus Kematian Omicron di Inggris
Menurut Ariston, pasar berekspektasi akan ada penambahan pengurangan pembelian obligasi agar proses tapering berlangsung lebih cepat, yang kemudian akan diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan. “Pengetatan moneter akan mendorong penguatan dolar AS,” jelasnya.
Ariston menambahkan, nilai tukar rupiah dari dalam negri, data neraca perdagangan bulan November akan dirilis. “Surplus yang besar seperti bulan sebelumnya bisa menopang nilai tukar rupiah,” kata Ariston.
Ariston memperkirakan, Nilai tukar rupiah nilai tukar rupiah hari ini mungkin rupiah bergerak melemah ke kisaran Rp14.380 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp14.320 per dolar AS.
Video Terkait: